Nur Aizah

Hujan rintik membasahi bumi,
Muncul pelangi yang menghiasi dada langit,
Di saat itu aku teringat padamu,
Terasa akan manis senyumanmu,
Sentuhan dan tawamu membuat aku tenang,
Riak wajah yang ceria melunturkan duka dalam diriku,
Namun sahabat,
Mengapa kadangkala sukar aku mengerti akan dirimu,
Payah bagiku untuk aku kenal kamu di saat itu,
Kalungan rantaian kemesraan kuberikan,
Namun pecahan kaca berlumur duka yang kau hulurkan,
Salahkah aku..salahkah aku..salahkah aku,
Mengapa aku dijadikan sasaran,
Mengapa jua aku yang binasa dalam tekaan,
Mengapa aku jadi tawanan dalam hatimu.

Hujan rintik membasahi bumi,
Kilat memancar cerah di langit,
Guruh berdentum menjadi teman,
Duhai sahabat,
Tidak pernah kulupa akan pengorbananmu,
Tidak pernah kusangkal akan hadirmu dalam hidupku,
Tidak pernah kusisihkan kamu dalam hatiku,
Kamu sentiasa melekat dalam sanubariku,
Biar siapapun kamu aku tetap menghargaimu,
Sahabat tersayang,
Usahlah diusik pada kenangan itu,
Kenangan menjadi sejarah berparut,
Andai kamu tak bisa menerima aku,
Terimalah mereka dengan keikhlasan,
Terimalah mereka dengan kemaafan,
Andai aku kejam dimatamu,
Singkirkan aku dalam hatimu,
Andai kataku melukakan hatimu,
Bunuhlah aku dalam kenanganmu.

Hujan rintik membasahi bumi,
Titisan air mata berderai hiba,
Maafkan aku wahai sahabat,
Sungguh ku akui andai salahku,
Mengguris hatimu,
Sungguh ku akui andai aku mengabaikanmu,
Merencatkan tingkahmu,
Senyumlah wahai sahabat,
Hanya itu pintaku,
Permintaan dari hati yang berduka,
Andai ini yang terakhir ,
Andai jua aku telah kau bunuh dalam kenangan itu,
Semadikanlah aku dalam liang hatimu
Semadikanlah aku dalam kemaafan darimu
Semadikan dan padamkan aku dari ingatanmu
Maafkanku wahai sahabat...

(Hak Cipta: Nur Aizah binti Ramli)





0 Responses

Post a Comment